Juli 17, 2011

Surat Untuk Calon Istriku

Assalamu’alaikum

Wahai kekasih, calon istriku tercinta
Senang dan bahagia tak terkira, tak dapat diucapkan dengan kata-kata. Ketika engkau menganggukkan kepala dan bersedia menjadi kekasihku kala itu. Ingin berteriak rasanya sekencang mungkin agar seluruh dunia tahu bahwa kau adalah kekasihku mulai dari hari itu. Dengan tersenyum ramah dan penuh arti engkau anggukkan kepala menjawab ajakanku. Aku mengerti walau tanpa sepatah kata pun yang terucap dari mulutmu.  Senang rasanya melihat senyumanmu ketika itu, tak pernah rasanya aku sesenang itu melihat seorang wanita cantik dihadapanku. Ingin rasanya menghadap kiblat dan bersujud mengucap syukur kepada-Nya atas anugerah yang telah ia limpahkan kepadaku. Tak hentinya aku berucap syukur dalam hati.

Tetapi, dalam kesenanganku terselip juga kesedihan wahai kekasihku. Jangan tanyakan kenapa, karena berat sekali bagiku untuk menjelaskannya. Tapi tak apalah, dari pada aku membuatmu bingung dengan perasaanku yang tiba-tiba begitu lebih baik aku katakan dengan sejujurnya kepadamu. Semoga kejujuranku tidak menyakitimu.


Wahai kekasihku,
Maaf kan aku yang tidak dapat mencintai dan menyayangimu 100%. Karena ada cinta untuk yang lain dalam hatiku. Jangan salah sangka dulu sebelum aku menjelaskan semuanya. Dengarkanlah baik-baik penjelasanku sebelum kamu menghakimi aku. Jangan tersinggung dulu, dengarkanlah baik-baik dan jangan merasa sakit hati dulu sebelum aku menyelesaikan penjelasanku untuk mu.

Sejauh mata memandang, dalam indahnya lautan,berlaraian dan saling berkejarannya ombak di laut. Hijaunya pematang sawah yang menguning dan siap dipanen yang menentramkan setiap mata yang memandangnya. Tetap bagiku, memandangmu akan lebih menentramkan dari memandang itu semua.

Tetapi walau begitu aku katakan, aku hanya bisa memberikan sedikit cinta dan sayangku untukmu. Kalau dihitung secara matematis, mungkin hanya sebesar 10 hingga 15% rasa cintaku untukmu.selebihnya untuk yang lain. Tenang dulu dan jangan emosi, karena aku yakin bahwa 10 hingga 15 persen tersebut akan membawa kita kepada kebahagiaan. Yakinlah bahwa cintaku tersebut lebih dari kecintaanku akan dunia ini.

Mungkin dalam rasa tak menentu di dalam dirimu, kamu bertanya siapakah yang lain itu?. Tidak kekasihku,bukan wanita lain. Jika itu adalah prasangkamu. Tak ada wanita lain selain ibu dan adik-adikku dalam cintaku.

Baiklah akan aku beritahukan kepadamu, siapakah yang memiliki 85 hingga 90 % rasa cintaku itu. Mereka adalah keluarga, sahabat, pekerjaan, kehidupan sosialku, dan yang terbesar adalah cintaku untuk-Nya.  Aku memilikimu, begitu juga kamu memilikiku. Tetapi janganlah jadikan aku segalanya, begitu juga aku tidak ingin mengekang dan membatasi hidupmu dengan menjadikanmu segalanya.

Dalam berhubungan, boleh saja setiap saat kamu terlintas dalam benakku begitu juga sebaliknya. Namun janganlah perasaan itu membatasi kita untuk tetap berhubungan dengan yang lain. Untuk tetap melakukan yang terbaik untuk kita, untuk lingkungan kita, untuk orang tua kita, untuk keluarga dan untuk-Nya.

Aku memberikan kebebasan untukmu untuk melakukan apa yang kamu senangi selama semuanya dalam tahap wajar. Aku yakin kamu tahu mana yang pantas kamu lakukan dan aku juga yakin bahwa kamu tahu batas-batasnya. Begitu juga denganku, aku ingin tetap memiliki kehidupan sosial bersama keluarga dan kawan-kawanku yang bisa kulalui bersama-sama dengan kamu. Agar kita bisa saling berbagi cerita tentang kegiatan kita masing-masing ketika kita bertemu.

Kekasihku, aku mencintaimu dengan mengharap keridhoan-Nya dan aku pun mencintaimu  karena-Nya. Semoga cintaku padamu akan senantiasa mendekatkan kita kepada-Nya, bukan sebaliknya. Semoga Allah meridhoi hubungan kita dan mentakdirkan kita bersatu dalam mahligai rumah tangga yang dipenuhi keberkahan yang mawaddah wa rohmah. Amin

Kekasihku yang dirahmati Allah, sekian surat dariku. Semoga penjelasanku tidak ada yang melukai hatimu. Semoga engkau bisa menerimanya.

Selamat melalui hari ini dalam lindungan-Nya.

wassalam

TTd,
Kekasih mu

0 comments:

Posting Komentar