Desember 05, 2011

Belajar Kearifan Dari Seorang Anak


Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa seorang anak bisa menjadi tempat belajar bagi orang dewasa. Kita orang dewasa terkadang merasa segalanya telah lebih baik dibandingkan dengan seorang anak kecil yang bahkan belum bisa membedakan mana yang baik dan mana  yang buruk. Tidak jarang kita meremehkan pendapat-pendapat mereka karena merasa bahwa pendapat mereka kekanak-kanakan dan kurang dewasa, sehingga dengan mudahnya kita menyepelekan mereka.

Kenyataannya, kita justru bisa lebih banyak belajar kepada anak-anak untuk beberapa hal yang bahkan sangat fundamental. Lihatlah betapa mereka setiap hari ceria dan bersenang-senang, tidak seperti kita orang dewasa yang setiap harinya diisi dengan kepenatan dan bahkan stress yang berkepanjangan karena tekanan-tekanan yang kita dapatkan dari kantor, rumah, dan lingkungan sekitar. Tidak jarang hal-hal seperti ini membuat kita orang dewasa bahkan kehilangan senyum, bagaimana dengan keceriaan? Hampir sama sekali hilang dari raut wajah kita.

Mimpi, seorang anak kecil sangat pandai bermimpi dan berfantasi. Mereka bisa membayangkan hal-hal yang menakjubkan dan terkadang diluar nalar orang dewasa yang dipenuhi oleh ukuran logika. Bukankah banyak hal yang sebelumnya dibilang di luar nalar? Wright bersaudara sebelumnya dicibir dan ditertawakan karena ingin terbang. Tapi lihatlah sekarang, kita bisa mencapai benua lain hanya dalam hitungan jam adalah jasa dari mimpi dan fantasi mereka.

Tetapi satu hal yang sangat perlu dipelajari dari seorang anak kecil adalah, bagaimana ketika ia bermasalah dengan temannya. Seorang anak kecil akan sangat mudah kembali berteman dengan temannya. Anak kecil mudah sekali memberikan maaf kepada temannya walaupun sebelumnya mereka bertengkar. Lihatlah kita orang dewasa, bagaimana kita menyimpan dendam terhadap teman apabila kita menemukan masalah. Tidak jarang, alih-alih menyelesaikan masalah dan kembali berteman, malahan kita memutus tali pertemanan. Bahkan menyimpan dan membawa dendam hingga menularkan dendam tersebut kepada orang yang tidak bersalah dan tidak perlu mengetahui permasalahan kita.

Mari kita banyak membaca dan belajar, termasuk membaca dan belajar pelajaran dari apa yang anak kecil lakukan. Pepatah mengatakan “lihatlah apa yang disampaikan, jangan lihat siapa yang menyampaikan”. Analoginya, telur dan maaf tahi ayam sama-sama keluar dari pantat ayam, tetapi telur bisa kita ambil karena bersifat baik dan bermanfaat sedangkan  tahinya kita buang karena kurang bermanfaat. Begitulah seharusnya kita belajar, ambil dan ikuti yang bermanfaatnya siapapun yang memberi dan buang yang mudharatnya.

0 comments:

Posting Komentar