Pernahkan
anda melihat gajah liar di Afrika mengamuk? Betapa dahsyat amukannya hingga
meluluh-lantakkan satu desa, menghancurkan ladang pertaniam masyarakat hingga
membuat resah masyarakat yang tinggal di desa tersebut. Tahukah anda bagaimana
menjinakkan gajah tersebut?
Cara
untuk menjinakkan gajah tersebut adalah dengan ditembak bius, kemudian dirantai
menggunakan rantai kapal yang besar dan diikatkan pada sebuah pohon yang besar
yang dapat menahan gajah tersebut. Saat reaksi obat biusnya sudah hilang, gajah
akan terbangun dan mengamuk. Ia akan mencoba berlari dan menghambur kemudian
saat berlari gajah akan terjungkal dan jatuh. Setelah jatuh, maka gajah
tersebut diberi makan. Karena lapar dan tenaganya habis, makanan tersebut akan
dimakannya dengan lahap.
Setelah
selesai makan dan tenaganya kembali pulih, gajah akan mencoba berlari dan
menghambur lagi. Tapi apa yang terjadi, gajah akan kembali jatuh dan
terjungkal. Setelah tenaganya habis, gajah akan diberi makan lagi. Begitu
seterusnya hingga akhirnya gajah akan menyadari bahwa dikakinya terdapat rantai
kapal yang begitu kuat yang dapat menahan kekuatannya. Gajah akan mulai mengurangi
usahanya untuk kabur, hingga hilang sama sekali keinginannya untuk kabur.
Setelah
itu, rantai gajah akan diganti dengan tali raffia yang kecil yang bahkan dengan
tarikan sedikit saja akan putus. Tetapi, apakah gajah akan berontak dan
berusaha kabur lagi, bagaimana menurut anda?
Gajah tidak lagi berontak karena
gajah ingat bahwa setiap kali gajah berontak dan berlari dia akan jatuh dan
terjungkal walaupun dikakinya bukan lagi rantai kapal yang besar tetapi tali
raffia yang kecil.
Lalu
mengapa gajah tidak berusaha melepaskan diri, padahal akan jauh lebih mudah
untuk lepas. Jawabannya adalah karena rantai gajah telah berpindah dari kakinya
ke kepala (otak/ingatan) gajah. Rantai gajah yang terdapat di kepalanya ini
yang menghalangi gajah untuk berusaha melepaskan diri. Rantai gajah yang terdapat
di kepalanya juga yang mengekang gajah untuk bebas.
Berefleksi
dari rantai gajah di atas, mungkin tanpa sadar di kepala kita terdapat rantai
gajah tersebut. Terdapat rantai gajah besar yang menjadi barrier, menjadi
penghalang pada aktivitas kita, yang seharusnya kita dapat berkreasi lebih
optimal, dapat menghasilkan sesuatu yang lebih wah, lebih besar tetapi karena
ada rantai gajah di dalam kepala kita, kita hanya bekerja sekedarnya saja. Dengan
bekerja sekedarnya saja, sudah tentu kita hanya akan menghasilkan hasil yang
biasa-biasa saja. Seharusnya kita bisa menjadi pribadi yang luar biasa, tetapi
karena ada rantai gajah maka kita hanya menjadi orang yang biasa-biasa saja.
Apakah
rantai gajah di kepala kita? Banyak sekali, secara sadar maupun tidak sangat
banyak rantai gajah yang ada di kepala kita. Contohnya adalah rekan kerja,
teman sejawat, teman main, atasan, bahkan bawahan bisa menjadi rantai gajah
bagi kita. Tetapi ketakutan dalam diri kita adalah rantai gajah terbesar dalam
kepala kita. Perasaan tidak mampu, tidak bisa melakukan, perasaan tidak
memiliki bakat, rendah diri, pesimis, itu adalah rantai gajah yang mengekang
kita untuk menjadi pribadi yang luar biasa.
Mengapa
itu semua bisa menjadi rantai gajah? Mari kita lihat. ketika kita ingin membangun
sebuah bisnis, belum belum sudah mengatakan saya tidak berbakat berbisnis. Kita
yang seharusnya terjun dulu, belajar bagaimana bisnis itu. Mencari tahu dan
mempelajari kekurangan dan kelebihannya hingga akhirnya kita paham betul
mengenai bisnis dan menjadi sukses dalam berbisnis. Tetapi karena perasaan
awal, “tidak berbakat berbisnis” maka kesempatan emas untuk menjadi pribadi
yang luar biasa pun hilang dari tangan. Bahkan ketika belum memulai
melangkahkan kaki setapak pun, kita sudah merasa kalah dalam perang.
Ketika
ingin tampil bicara di depan publik, belum naik panggung sudah mengatakan saya
tidak bisa. Perlu diingat, tubuh kita mengikuti apa yang kita pikirkan. Seperti
halnya tuhan yang mengatakan “saya adalah sebagaimana prasangka hambanya”. Maka
ketika belum berusaha melakukan tetapi kita sudah bilang tidak bisa, maka kita
tidak bisa. Setiap sel dari tubuh kita akan mengamini perasaan kita dan
membentuk kita menjadi orang yang tidak bisa.
Dalam
dunia kerja, bisa saja perkataan dari rekan kerja, teman sejawat, atasan,
bahkan bawahan bisa menjadi rantai gajah bagi kita. ketika kita ingin melakukan
yang terbaik, ada bisikan dari yang lain “ngapain susah-susah, toh hasilnya
sama. Ngapain capek-capek, toh gajinya sama” Itu semua akan menahan kita untuk
berbuat yang terbaik. Sehingga pada akhirnya kita hanya menjadi pribadi yang
biasa-biasa saja. Menjadi pribadi yang biasa, sudah pasti hidup kita pun hanya
biasa-biasa saja.
Dalam
hidup ini, tentunya tidak ada yang ingin kehidupan dan kualitas hidupnya
biasa-biasa saja, penghasilannya biasa-biasa saja. Semuanya pasti ingin jadi
luar biasa, menghasilkan income yang luar biasa pula. Hidup kaya raya dan mati
masuk surga adalah dambaan setiap manusia. Oleh karena itu, mari kita
optimalkan potensi yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Mari kita buang
rantai gajah di kepala kita masing-masing. Jadikan Tuhan, keluarga, dan
orang-orang yang kita sayangi untuk membantu kita melepaskan rantai gajah kita,
untuk hidup yang luar biasa.
Salam sukses luar biasa dan hidup
mulia
0 comments:
Posting Komentar